Ikan Nemo menari..

Ikan Nemo dan teman-teman ^_^

Budidaya Ikan Nemo

Ikan badut (clown fish) atau biasa disebut ikan “Nemo”, sesuai karakter di film kartunnya, adalah salah satu jenis ikan hias yang digemari saat in 8). Sayangnya, sebagian besar ikan itu berasal dari penangkapan di laut sehingga berpotensi punah jika diambil berlebihan sesuai permintaan pasar 😦 .
Akan tetapi, Anda tak perlu khawatir dan merasa bersalah jika ingin memeliharanya 💡 .
Ikan berwarna dasar oranye itu kini sudah berhasil ditangkarkan. Jadi, untuk mendapatkannya, Anda tidak harus selamanya memiliki ikan Nemo hasil penangkapan di alam 🙄 .
Budi daya merupakan salah satu jalan keluar mengantisipasi hal tersebut.
Belum banyak orang atau lembaga yang bisa menangkarkannya. Salah satu lembaga yang bisa adalah Balai Besar Riset Perikanan dan Budidaya Laut (BBRPBL) Kementerian Kelautan dan Perikanan di Gondol, Buleleng, Bali.  8) “Ada dua jenis clown fish yang berhasil dikembangkan bibitnya di sini. Salah satunya dengan garis hitam yang di pasar lebih mahal harganya 🙄 . Satunya lagi yang tanpa garis hitam 8) ,” kata Dr Nyoman Adiasmara Giri, Kepala Balai, di tempat pembenihan tersebut.
Nemo yang bergaris hitam punya nama ilmiah Amphyprion percula. Adapun yang tidak bergaris hitam punya nama ilmiah Amphyprion ocellaris.
Ia mengatakan, dalam upaya pembenihan tersebut, pihaknya juga menggandeng pihak swasta CV Dinar di Gilimanuk yang bergerak dalam usaha pembesaran dan pengeksporan ikan badut 💡 . Perusahaan tersebut awalnya sebagai penyedia indukan untuk penelitian. Namun, mereka kini juga dapat melakukan pembenihan sendiri 🙂 .
“Dalam setahun, satu pasang indukan Nemo dapat menghasilkan bibit sekitar 50.000 ekor. Tingkat keberhasilan pembenihannya bisa dikatakan ekonomis 😆 ,” kata Dr Gede Suwarthama Sumiarsa, peneliti perikanan di balai tersebut.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya terus melakukan riset untuk meningkatkan kualitas benih dan efektivitas produksi pakannya. Hasil penelitian ini akan disebarkan kepada masyarakat 😉 . Balai penelitian tersebut juga mengembangkan model usaha perikanan yang cocok untuk usaha kecil atau untuk skala industri.
Ikan Nemo biasanya dieskpor sebagai ikan hias ke Singapura, AS, dan Hongkong 8) . Nah, kalau sudah ada ikan Nemo hasil budi daya, maka untuk memilikinya kita tak perlu tergantung pada hasil tangkapan di laut, bukan? 😆

Ikan Nemo

 Siapa yang tidak mengenal ikan nemo? Ikan yang tubuhnya berwarna putih dan oranye ini semakin popular sejak ditayangkan di layar lebar beberapa tahun lalu 8) . Di Indonesia lebih familier disebut dengan ikan badut atau clownfish 😆 . Tidak seperti di film finding nemo, dimana sang tokoh kesulitan mencari jalan pulang, dalam kehidupan nyata, ikan nemo justru memiliki kehebatan menemukan kembali rumahnya walaupun terseret ombak ber mil mil jauhnya :D. Dan bakat ini ternyata sudah tumbuh sejak ikan nemo berukuran masih kecil. Ikan nemo menggunakan penciuman, penglihatan dan intuisi alamnya untuk melakukan pemetaan dalam perjalanan pulang 😉 . Dimungkinkan pula ikan-ikan nemo tersebut dapat mengenali jejak kimia tertentu yang dihasilkan saat mereka lahir 🙂 .

Memelihara Ikan Nemo

Pengalaman Saya memelihara Nemo cukup unik. Disana kita harus sabar, telaten, sampai rela berkorban mencicipi air untuk dia hidup (hehe sampe segitunya 🙂 ), karena Nemo bisa hidup jika kandungan air garamnya tidak terlalu asin dan tawar (payau).
Jika pergerakan Ikan Nemo anda lincah (B.Indonesia nya “aktif” 😀 ), maka berbahagialah anda :). Dapat dikatakan si mungil Nemo milik anda sehat. Lain halnya jika Ikan Nemo leuleus (B.Indonesia nya “lemas” :D) dan diam di satu tempat atau tidak berani berenang kesana kemari , maka dalam hal ini anda harus lebih mengamati apa yang kurang dalam pemeliharaanya. Bisa jadi Ikan Nemo anda sakit.. Oleh karena itu, perhatikan Ikan Nemo anda agar sehat, bahagia dan ceria selalu 😉 .